Jumat, September 27

IMPLEMENTASI KURIKULUM 2013, HARAPAN DAN TANTANGAN


 Tujuan Pendidikan Nasional tercantum dalam Pasal 3 UU No 20 Sisdiknas Tahun 2003 yaitu “berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab”. Berdasarkan hal tersebut di atas, diharapkan peserta didik memiliki: 1) sikap spiritual yakni beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, 2) sikap sosial yakni berakhlak mulia, sehat, mandiri, dan demokratis serta bertanggung jawab, 3) berpengetahuan yakni berilmu dan, 4) berketerampilan yakni cakap dan kreatif. Pengembangan Kurikulum 2013 menurut Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI pada Tanggal 7 Maret 2013 di Hotel Syahid Jakarta pada kegiatan Rapat Koordinasi ALPTKSI ke IV dihadapkan kepada tantangan internal dan kesternal yang meliputi penataan pola pikir dan tata kelola, pendalaman dan perluasan materi, penguatan proses dan penyesuaian beban. Pengembangan Pendidikan mengacu pada 8 (delapan) Standar (PP 19/2005) kurikulum berhubungan dengan standar isi, standar proses penilaian, standar proses pembelajaran, dan standar kompetensi lulusan.

Titik tekan pengembangan Kurikulum 2013 adalah penyempurnaan pola pikir, penguatan tata kelola kurikulum, pendalaman dan perluasan materi, penguatan proses pembelajaran, dan penyesuaian beban belajar agar dapat menjamin kesesuaian antara apa yang diinginkan dengan apa yang dihasilkan. Pengembangan kurikulum menjadi amat penting sejalan dengan kontinuitas kemajuan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni budaya serta perubahan masyarakat pada tataran lokal, nasional, regional, dan global di masa depan.  Aneka kemajuan dan perubahan itu melahirkan tantangan internal dan eksternal yang di bidang pendidikan pendidikan. Karena itu, implementasi Kurikulum 2013 merupakan langkah strategis dalam menghadapi globalisasi dan tuntutan masyarakat Indonesia masa depan.

Pengembangan Kurikulum 2013 dilaksanakan atas dasar beberapa prinsip utama. Pertama, standar kompetensi lulusan diturunkan dari kebutuhan. Kedua, standar isi diturunkan dari standar kompetensi lulusan melalui kompetensi inti yang bebas mata pelajaran. Ketiga, semua mata pelajaran harus berkontribusi terhadap pembentukan sikap, keterampilan, dan pengetahuan peserta didik. Keempat, mata pelajaran diturunkan dari kompetensi yang ingin dicapai. Kelima, semua mata pelajaran diikat oleh kompetensi inti. Keenam, keselarasan tuntutan kompetensi lulusan, isi, proses pembelajaran, dan penilaian. Aplikasi yang taat asas dari prinsip-prinsip ini menjadi sangat esensial dalam mewujudkan keberhasilan implementasi Kurikulum 2013.

Tekanan pokok dalam kurikulum baru ini adalah model pembelajaran tematik dan penguatan pada pembangunan karakter. Pendidikan tematik dan karakter ini akan banyak difokuskan pada pendidikan dasar (SD).

Kurikulum berbasis kompetensi yang tergambar dalam tantangan zaman di saat ini merupakan sebuah fakta bahwa pendidikan di Indonesia mengharuskan terjadinya perubahan bukan penyesuian karena dengan kelemahan metodologi pembelajaran di sekolah dan interaksi yang terjadi dalam pembelajaran kini tidak lagi membuat siswa menjadi kreatif dan inovatif dalam perkembangan daya berfikir sehingga mempengaruhi hasil bahkan nilai ujian yang tergambarkan secara integratif dengan perkembangan siswa saat ini yang tak mencerminkan nilai dari tujuan pendidikan.
Keterampilan yang menjadi pegangan sebagai kualifikasi kemampuan lulusan akan tetapi problema pendidikan bangunan setiap tingkatan tidak semestinya dilihat dari aspek keterampilan dimana mentalitas yang selalu hadir di dunia pendidikan adalah kekerasan, tawuran bahkan kenakalan remaja yang diakibatkan oleh perkembangan daya berpikir kreatif, inovatif dan kritis yang tidak tertanam dalam siswa yang memunculkan kreatifitas. Tentu SD dan SMP adalah pintu awal untuk pembentukan manusia secara mental, pengetahuan dan karakter bangsa yang saat ini krisisnya luar biasa bahkan terhadap pengetahuan tentang bangsanya mulai pudar yang ini menjadi fenomena yang serius harus disikapi.
Integrasi mata pelajaran dan pendidikan karakter yang ditawarkan dalam Kurikulum 2013 sebenarnya bukan hal yang baru. Pengintegrasian beberapa mata pelajaran telah dilaksanakan meskipun tidak tersusun secara sistematis dan terarah. Pendidikan karakter bukan wacana baru dalam sistem pendidikan, karena esensi pendidikan salah satunya adalah untuk membentuk karakter bangsa. Meskipun demikian, pembelajaran tematik dan karakter ini lebih sering berhenti dalam tataran konsep saja,  sementara pada tataran prakteknya berbanding terbalik.

Permasalahan yang dihadapi pada adalah implementasi Kurikulum 2013 yang terkesan tergesa gesa, adalah ketidaksiapan guru-guru menerima dan menerapkan kurikulum ini, hampir semua guru yang mengikuti pelatihan bingung dengan pemahaman konsep kurikulum, terlebih pada mata pelajaran yang diterpadukan seperti IPS dan IPA, mereka dipaksakan untuk memahami dan mengajarkan IPS secara terpadu sementara latar belakang pendidikan mereka hanya satu bidang ilmu seperti geografi, sejarah dan sebagainya. Semestinya pemerintah memikirkan peningkatan SDM guru tersebut dengan memberikan muatan ilmu yang lebih kompoten kepada guru melalui jalur pendidikan khusus (IPA dan IPS) sebelum kurikulum tersebut diterapkan. Sebagai contoh implementasi kurikulum yang dilaksanakan di Makassar Sulawesi Selatan tanggal 22 sampai 25 Juli 2013, dalam kegiatan tersebut tidak ada kesepahaman antara pemberi materi dan yang menerima materi tentang esensi Kurikulum 2013, yang dikhawatirkan adalah ketika implementasinya di lapangan hanya kulitnya yang Kurikulum 2013 tapi isinya tetap KTSP. 

Kendala lain dalam penerapan kurikulum baru, mindset guru yang masih mendominasi, sehingga merupakan pekerjaan berat mengubah mindset lama dengan mainset kurikulum 2013. Meskipun demikian, penerapan kurikulum baru tetap akan dilakukan dengan optimistis.
Sumber : http://www.majalahguruku.com/index.php/component/k2/item/199-implementasi-kurikulum-2013-harapan-dan-tantangan

Tidak ada komentar: