Sabtu, November 7

soal-soal UKG 2015

BEDAH KISI-KISI
UJI KOMPETENSI GURU SD
TAHUN 2015
(KELAS RENDAH)
Oleh :
AKHMAD RODHI
Guru SDN Sumurjalak III Kec. Plumpang

KOMPETENSI UTAMA : PEDAGOGIK
No
Kompetensi Guru
Indikator
Penjelasan
1
1.1 Memahami karakteris-tik peserta didik usia sekolah dasar yang berkaitan dengan aspek fisik, intelektual, sosial-emosiona, moral, spiritual, dan latar belakang sosial budaya.
1.1.1 Menjelaskan tahapan perkem-bangan perilaku dan pribadi peserta didik
Karakteristik Perkembangan Anak Usia SD/MI (Usia 7-13th)
a.   Segi Psikomotorik
Ø Anak sudah memiliki gerakan yang bebas dan aman. Hal ini berguna untuk melakukan berbagai gerakan motorik kasar (jasmani) seperti memanjat, berlari dan menaiki tangga.
Ø Memiliki kemampuan dalam melakukan koordinasi dan keseimbangan badan. Misalnya ketika berjalan atau berlari dengan berbagai pola
Ø Anak sudah dapat memperkirakan kegiatan/gerakan yang berbahaya dan tidak berbahaya
Ø Anak sudah dapat memakai pakaian dengan rapi
Ø Anak sudah bisa menunjukkan kebersihan dalam berpakaian, badan dan alat-alat yang dibawa

b.   Segi Mental
Ø Anak sudah mulai memahami beberapa konsep abstrak seperti menghitung tanpa menggunakan benda
Ø Anak sudah dapat menghubungkan suatu objek atau kejadian dengan konsep tertentu yang bersifat abstrak. Misalnya tentang luas dan volume
Ø Anak dapat menunjukkan kreativitasnya dalam membentuk sesatu karya tertentu
Ø Anak dapat menciptakan sesiatu bentuk/benda dengan menggunakan alat
Ø  Anak dapat membuat gambar-gambar dengan menggunakan sudut perspektif sederhana
Ø Anak dapat menampilkan sifat ingin tahu
Ø Anak dapat merumuskan dan menunjukkan pengertian terhadap sesuatu
Ø Anak sudah dapat mengikuti peraturan yang berlaku umum
Ø Anak dapat menyelesaikan tugas yang diberikan guru, baik sendiri maupun kerja sama
Ø Anak dapat  menunjukkan aktivitasnya dalam berbagai kegiatan sekolah maupun di lingkungannya
Ø Anak dapat memperlihatkan insiatif dan alternative untuk memecahkan masalah-masalah tertentu
c.   Segi Sosial – Emosionalitas
Ø Anak mulai tidak suka terikat dengan orang dewasa
Ø Anak dapat menunjukkan penghargaan terhadap guru atau orang dewasa lainnya
Ø Anak dapat menunjukkan sikap empati terhadap suatu kondisi
Ø Anak menunjukkan keceriaan dalam berbagai aktivitas bersama kelompok teman sebayanya
Ø Anak dapat menunjukkan sikap marah dalam kondisi yang wajar
Ø Anak menunjukkan kepedulian terhadap orang lain
Ø Anak menunjukkan tenggang rasa dan penghargaan terhadap teman
Ø  Anak menunjukkan rasa solidaritas terhadap teman sekelompoknya
Ø  Anak telah memiliki kemauan untuk menceritakan sesuatu kepada teman-temannya


Contoh soal :
Berikut ini adalah Karakteristik Anak Usia SD dari segi Mental, yaitu....
a.       Anak mulai tidak suka terikat dengan orang dewasa
b.       Anak sudah memiliki gerakan yang bebas dan aman. Hal ini berguna untuk melakukan berbagai gerakan motorik kasar (jasmani) seperti memanjat, berlari dan menaiki tangga.
c.         Anak menunjukkan tenggang rasa dan penghargaan terhadap teman
d.       Anak dapat menunjukkan kreativitasnya dalam membentuk sesatu karya tertentu

1.1.2 Menjelaskan implikasi prinsip-prinsip perkembangan perilaku dan pribadi peserta didik terhadap pendidikan


1.1.3 Membedakan berbagai jenis kecerdasan  peserta didik berdasarkan ciri-cirinya
Menurut Howard Gardner, seorang psikolog terkemuka dari Universitas Harvard, menyatakan ada delapan kecerdasan yang dimiliki oleh manusia, diantaranya adalah:
Orang yang memiliki kecerdasan ini merupakan seseorang yang pandai mengolah kata-kata saat berbicara maupun menulis. Orang tipe ini biasanya gemar mengisi TTS, bermain scrable, membaca, dan bisa mengartikan bahasa tulisan dengan jelas. Jika orang memiliki kecerdasan ini, maka pekerjaan yang cocok adalah jurnalispenyair, atau pengacara.
2.     Kecerdasan matematik atau logika
Tipe kecerdasan ini adalah orang yang memiliki kecerdasan dalam hal angka dan logika. Mereka mudah membuat klasifikasi dan kategorisasi, berpikir dalam pola sebab akibat, menciptakan hipotesis, dan pandangan hidupnya bersifat rasional. Pekerjaan yang cocok jika memiliki kecerdasan ini adalah ilmuwanakuntan, atau progammer.
3.     Kecerdasan spasial
Mereka yang termasuk ke dalam tipe ini memiliki kepekaan tajam untuk visual, keseimbangan, warna, garis, bentuk, dan ruang. Selain itu, mereka juga pandai membuat sketsa ide dengan jelas. Pekerjaan yang cocok untuk tipe kecerdasan ini adalah arsitekfotograferdesainerpilot, atau insinyur.
4.     Kecerdasan kinetik dan jasmani
Orang tipe ini mampu mengekspresikan gagasan dan perasaan. Mereka menyukai olahraga dan berbagai kegiatan yang mengandalkan fisik. Pekerjaan yang cocok untuk mereka adalah atlet, pengrajin, montir, dan penjahit.
5.     Kecerdasan musikal
Mereka yang termasuk ke dalam tipe ini mampu mengembangkan, mengekspresikan, dan menikmati bentuk musik dan suara. Ciri-ciri orang yang memiliki kecerdasan musikal yaitu suka bersiul, mudah menghafal nada lagu yang baru didengar, menguasai salah satu alat musik tertentu, peka terhadap suara sumbang, dan gemar bekerja sambil bernyanyi. Pekerjaan yang cocok untuk mereka adalah penyanyi atau pencipta lagu.
6.     Kecerdasan interpersonal
Orang tipe ini biasanya mengerti dan peka terhadap perasaan, intensi, motivasi, watak, dan temperamen orang lain. Selain itu, mereka juga mampu menjalin kontak mata dengan baik, menghadapi orang lain dengan penuh perhatian, dan mendorong orang lain menyampaikan kisahnya. Pekerjaan yang cocok untuk orang tipe ini antara lain networker, negosiator, atau guru.
7.     Kecerdasan intrapersonal
Orang tipe ini memiliki kecerdasan pengetahuan akan diri sendiri dan mampu bertindak secara adaptif berdasarkan pengenalan diri. Ciri-cirinya yaitu suka bekerja sendiri, cenderung cuek, sering mengintropeksi diri, dan mengerti kekuatan dan kelemahan yang dimilikinya. Pekerjaan yang cocok untuk mereka yaitu konselor atau teolog.
8.     Kecerdasan naturalis
Orang yang memiliki kecerdasan ini mampu memahami dan menikmati alam dan menggunakannya secara produktif serta mengembangkan pengetahuannya mengenai alam. Ciri-ciri orang yang memiliki kecerdasan ini yaitu mencintai lingkungan, mampu mengenali sifat dan tingkah laku hewan, dan senang melakukan kegiatan di luar atau alam. Kecerdasan ini biasanya dimiliki oleh petaninelayanpendaki, dan pemburu.
1.1.4 Membedakan berbagai aspek perkembangan  peserta didik berdasarkan ciri-cirinya
Ø  Secara umum perkembangan peserta didik dapat dikelompokkan ke dalam tiga aspek perkembangan, yaitu perkembangan fisik, kognitif, dan psikososial.
1.       Perkembangan aspek fisik
Perkembangan fisik atau yang disebut atau yang disebut juga pertumbuhan biologis (biological growth) meliputi perubahan-perubahan dalam tubuh (seperti: pertumbuhan otak, sistem saraf, organ-organ indrawi, pertambahan tinggi dan berat, hormon, dll.), dan perubahan-perubahan dalam cara-cara individu dalam menggunakan tubuhnya (seperti perkembangan keterampilan motorik dan perkembangan seksual), serta perubahan dalam kemampuan fisik (seperti penurunan fungsi jantung, penglihatan dan sebagainya).

2.       Perkembangan aspek kognitif
Perkembangan kognitif adalah salah satu aspek perkembangan peserta didik yang berkaitan dengan pengertian (pengetahuan), yang semua proses psikologis yang berkaitan dengan bagaimana individu mempelajari dan memikirkan lingkungannya. Perkembangan kognitif ini meliputi perubahan pada aktivitas mental yang berhubungan dengan persepsi, pemikiran, ingatan, keterampilan berbahasa, dan pengolahan informasi yang memungkinkan seseorang memperoleh pengetahuan, memecahkan masalah, dan merencanakan masa depan, atau semua proses psikologis yang berkaitan dengan bagaimana individu mempelajari memperhatikan, mengamati, membayangkan, memperkirakan menilai dan memikirkan lingkungannya.

3.       Perkembangan Aspek Psikososial
Perkembangan psikososial adalah proses perubahan kemampuan-kemampauan peserta didik untuk menyesuaikan diri dengan lingkungan sosial yang lebih luas. Dalam proses perkembangan ini peserta didik diharapkan mengerti orang lain, yang berarti mampu menggambarkan ciri-cirinya, mengenali apa yang dipikirkan dirasakan dan diinginkan serta dapat menempatkan diri pada sudut pandang orang lain, tanpa kehilangan dirinya sendiri, meliputi perubahan pada relasi individu dengan orang lain, perubahan pada emosi dan perubahan kepribadian.

1.1.5 Menjelaskan tahapan perkembangan kemampuan intelektual peserta didik
Ø  Jean Piaget, membagi perkembangan Intelektual peserta didik menjadi 4 tahap:
1.      Tahap Sensori motor (0,0- 2,0) : tahap berfikir melalui gerakan dan, perbuatan 
2.      Tahap pra-operasional (2,0-7,0): cirinya: skema berfikir masih terbatas, suka meniru
3.       Tahap Operasional konkrit (7,0 -11,0), mulai memahami aspek,komulatif materi
4.       Tahap operasional formal (11,0-14,0), anak telah memiliki kemampuan, mengkoordinasi dua ragam kemampuan kognitif
1.1.6 Mendeskripsikan keragaman peserta didik dalam kemampuan intelektual berdasarkan ciri-cirinya
Ø   
1.1.7 Menjelaskan tahapan perkembangan kecerdasan emosi peserta didik
Ø   
Ø   
8.1 Memahami prinsip-prinsip
penilaian dan evaluasi proses
dan hasil belajar sesuai dengan
karakteristik lima mata
pelajaran SD/MI.
8.1.1 pengertian penilaian, pengukuran, dan evaluasi dalam pembelajaran
Ø  Pengukuran adalah kegiatan membandingkan sesuatu dengan ukuran tertentu dan bersifat kuantitatif.
Ø  Penilaian adalah kegiatan mengambil keputusan untuk menentukan sesuatu berdasarkan kriteria baik buruk dan bersifat kualitatif.
Ø  Evaluasi adalah kegiatan yang meliputi pengukuran dan penilaian
Ø  Apabila ada seseorang yang memberikan kepada kita 2 pensil yang berbeda ukuran ,yang satu panjang dan yang satu lebih pendek dan kita diminta untuk memilihnya, maka otomatis kita akan cenderung memilih pensil yang panjang karena akan bisa lebih lama digunakan. Kecuali memang ada kriteria lain sehingga kita memilih sebaliknya.
Ø  Peristiwa menjual dan membeli di pasar. Kadang kala sebelum kita membeli durian di pasar, sering kali kita membandingkan terlebih dahulu durian yang ada sebelum membelinya. Biasanya kita akan mencium, melihat bentuknya, jenisnya ataupun tampak tangkai yang ada pada durian tersebut untuk mengetahui durian manakah yang baik dan layak dibeli.
Ø   
8.1.2 Jenis dan bentuk penilaian
Ø  Jenis Penilaian :
Ø  KUIS, isian atau jawaban singkat yg menanyakan hal-hal prinsip.
Ø  PERTANYAAN LISAN, mengukur pemahaman terhadap konsep, prinsip, atau teorema.
Ø  ULANGAN HARIAN, dilakukan secara periodik pada akhir pembelajaran KD tertentu.
Ø  ULANGAN TENGAH SEMESTER DAN AKHIR SEMESTER, dilakukan dengan menggabungkan beberapa KD dalam satu
Ø  TUGAS INDIVIDU, diberikan dalam waktu-waktu dan kebutuhan tertentu dalam berbagai bentuk (klipping, paper, dsb.)
Ø  TUGAS KELOMPOK, digunakan untuk menilai kompetensi kerja kelompok.
Ø  RESPONSI atau UJIAN PRAKTIK, digunakan pada MP tertentu yg membutuhkan praktikum, baik pra (untuk mengetahui kesiapan) maupun pasca (untuk mengetahui pencapaian KD tertentu.
Ø  LAPORAN KERJA PRAKTIK, dilakukan pada MP yang membutuhkan praktikum dengan mengamati suatu gejala dan dilaporkan.
Ø  PORTOPOLIO Penilaian dengan metode pengumpulan informasi atau data secara sistematik, atas hasil pekerjaan seseorang (Popham,1994).
·         Salah satu metode penilaian berkesinambungan yang memiliki hasil penilaian dengan akurasi yang tinggi.
·         Kumpulan hasil belajar / karya peserta didik (hasil-hasil tes, tugas perorangan, praktikum) yang dinilai proses kemajuannya baik secara analitik, holistik atau kombinasi keduanya.
·         Berfungsi sebagai alat untuk mengetahui kemajuan (progress) tentang kompetensi yang telah dicapai dan mendiagnosis kesulitan belajar dll.(bagi guru, peserta didik dan orang tua).
Bentuk Penilaian :
Ø  Tes Tertulis
- Obyektif : Pilihan ganda, Menjodohkan, Benar Salah
- Non Obyektif : Kuis/Jawaban Singkat, uraian
Ø  Tes Lisan
Ø  Tes perbuatan
Ø  Non Tes
- Angket, Kuesioner, Check-list, Inventori, Skala Sikap, dan pengamatan.
Ø  Produk
8.1.3  Menjelaskan pengertian tes dan nontes
 TES
1. Mengukur pengetahuan (kognitif) selain itu mencakup aspek afektif dan psikomotori
2. Kualitatif
3. Kemungkinan jawaban adalah benar atau salah
Non Tes
1. Menilai sikap dan kepribadian (afektif)
2. Kuantitatif
3. Jawabannya kurang pasti, missal : setuju , sangat setuju , ragu-ragu, tidak setuju, sangat tidak setuju (kemungkinan jawaban bergantung pada testee)

8.1.4 Membedakan penilaian, pengukuran, evaluasi, dan tes
Ø  Perbedaan antara tes, pengukuran dan penilaian terletak pada waktu dan fungsinya.
Tes digunakan sebagai alat atau media untuk memperoleh informasi tentang orang lain. Pengukuran digunakan untuk memberi angka pada karakteristik tertentu yang dimiliki oleh orang, hal, atau obyek yang diambil dari sebuah tes. Sedangkan penilaian digunakan untuk mengambil keputusan berdasarkan data-data yang diperoleh berdasarkan pengukuran sebelumnya.
Perbedaannya terletak pada ruang lingkup dan pelaksanaannya. Ruang lingkup penilaian lebih sempit dan biasanya hanya terbatas pada salah satu komponen atau aspek saja, seperti prestasi belajar. Pelaksanaan penilaian biasanya dilakukan dalam konteks internal. Ruang lingkup evaluasi lebih luas, mencangkup semua komponen dalam suatu sistem dan dapat dilakukan tidak hanya pihak internal tetapi juga pihak eksternal.Evaluasi dan penilaian lebih bersifat komprehensif yang meliputi pengukuran, sedangkan tes merupakan salah satu alat (instrument) pengukuran. Pengukuran lebih membatasi pada gambaran yang bersifat kuantitatif (angka-angka) tentang kemajuan belajar peserta didik, sedangkan evaluasi dan penilaian lebih bersifat kualitatif. Keputusan penilaian tidak hanya didasarkan pada hasil pengukuran, tetapi dapat pula didasarkan hasil pengamatan dan wawancara.
Perhatikan ilustrasi berikut ini:
“Bu Fida ingin mengetahui apakah peserta didiknya sudah menguasai kompetensi dasar dalam mata pelajaran IPA. Untuk itu, Bu Fida memberikan tes tertulis dalam bentuk objektif pilihan ganda sebanyak 50 soal kepada peserta didiknya (artinya Bu Fida sudah menggunakan tes). Selanjutnya, Bu Fida memeriksa lembar jawaban peserta didik sesuai dengan kunci jawaban, kemudian sesuai dengan rumus tertentu dihitung skor mentahnya. Ternyata, skor mentah yang diperoleh peserta didik sangat bervariasi, ada yang memperoleh skor 25, 36, 44, 47, dan seterusnya (sampai disini sudah terjadi pengukuran). Angka atau skor-skor tersebut tentu belum mempunyai nilai /makna dan arti apa-apa. Untuk memperoleh nilai dan arti dari setiap skor tersebut, Bu Fida melakukan pengolahan skor dengan pendekatan tertentu. Hasil pengolahan dan penafsiran dalam skala 0 – 10  menunjukkan bahwa skor 25 memperoleh nilai 5 (berarti tidak menguasai), skor 36 memperoleh nilai 6 (berarti cukup menguasai), skor 44 memperoleh nilai 8 (berarti menguasai), dan skor 47 memperoleh nilai 9 (berarti sangat memuaskan). Sampai disini sudah terjadi proses penilaian. Ini contoh dalam ruang lingkup penilaian hasil belajar. Jika Bu Fida menilai seluruh komponen pembelajaram maka berarti terjadi evaluasi.“
Ø   
8.1.5 tujuan, fungsi, dan prinsip-prinsip penilaian dalam proses pembelajaran
Ø  1.  Tujuan Penilaian Hasil Belajar
a.    Tujuan Umum :
1) Menilai pencapaian kompetensi peserta didik;
2) Memperbaiki proses pembelajaran;
3)  Sebagai bahan penyusunan laporan kemajuan belajar siswa.
b.      Tujuan Khusus :
1)      Mengetahui kemajuan dan hasil belajar siswa;
2)      Mendiagnosis kesulitan belajar;
3)      Memberikan umpan balik/perbaikan proses belajar mengajar;
4)      Penentuan kenaikan kelas;
5)      Memotivasi belajar siswa dengan cara mengenal dan memahami diri dan merangsang untuk melakukan usaha perbaikan.

Ø  2.  Fungsi Penilaian Hasil Belajar
     Fungsi penilaian hasil belajar sebagai berikut.
a.  Bahan pertimbangan dalam menentukan kenaikan kelas.
b.  Umpan balik dalam perbaikan proses belajar mengajar.
c.  Meningkatkan motivasi belajar siswa.
d.  Evaluasi diri terhadap kinerja siswa.
Ø   
Ø  Prinsip-prinsip Penilaian Hasil Belajar
Dalam melaksanakan penilaian hasil belajar, pendidik perlu memperhatikan prinsip-prinsip penilaian sebagai berikut:
Ø   
1.  Valid/Sahih
Penilaian hasil belajar oleh pendidik harus mengukur pencapaian kompetensi yang ditetapkan dalam standar isi (standar kompetensi dan  kompetensi dasar) dan standar kompetensi lulusan. Penilaian valid berarti menilai apa yang seharusnya dinilai dengan menggunakan alat yang sesuai untuk mengukur kompetensi.

2.  Objektif
Penilaian hasil belajar peserta didik hendaknya tidak dipengaruhi oleh subyektivitas penilai, perbedaan latar belakang agama, sosial-ekonomi, budaya, bahasa, gender, dan hubungan emosional.

3.  Transparan/terbuka
Penilaian hasil belajar oleh pendidik bersifat terbuka artinya prosedur penilaian, kriteria penilaian  dan dasar  pengambilan keputusan terhadap hasil belajar peserta didik dapat diketahui oleh semua pihak yang berkepentingan.

4. Adil
Penilaian hasil belajar tidak menguntungkan atau merugikan peserta didik  karena berkebutuhan khusus serta perbedaan latar belakang agama, suku, budaya, adat istiadat, status sosial ekonomi, dan gender.

5.  Terpadu
Penilaian hasil belajar oleh pendidik merupakan salah satu komponen yang tak terpisahkan dari kegiatan pembelajaran.

6.   Menyeluruh dan berkesinambungan
Penilaian hasil belajar oleh pendidik mencakup semua aspek   kompetensi dengan menggunakan berbagai teknik penilaian yang sesuai, untuk memantau perkembangan kemampuan peserta didik.

7.    Sistematis
Penilaian hasil belajar oleh pendidik dilakukan secara berencana dan bertahap dengan mengikuti langkah-langkah baku.    
Ø   


8.   Akuntabel
Penilaian hasil belajar oleh pendidik dapat dipertanggungjawabkan, baik dari segi teknik, prosedur, maupun hasilnya.

9.   Beracuan kriteria
Penilaian hasil belajar oleh pendidik didasarkan pada ukuran pencapaian   kompetensi yang ditetapkan.

8.1.6  Menerapkan prinsip-prinsip penilaian dalam pembelajaran
Valid             : Contoh : Dalam pelajaran penjaskes, guru menilai kompetensi permainan badminton siswa, penilaian dianggap valid jika menggunakan test praktek langsung, jika menggunakan tes tertulis maka tes tersebut tidak valid
Obyektif        : Contoh : Guru memberi nilai 85 untuk materi volley pada si A yang merupakan tetangga dari guru tersebut, namun si B, yang kemampuannya lebih baik, mendapatkan nilai hanya 80. Ini adalah penilaian yang bersifat subyektif dan tidak disarankan. Pemberian nilai haruslah berdasarkan kemampuan siswa tersebut.
Adil               : Contoh : guru penjaskes laki-laki hendaknya tidak memandang fisik dan rupa dari murid perempuan yang cantik kemudian memberi perlakuan khusus, semua murid berhak diperlakukan sama saat KBM maupun dalam pemberian nilai. Nilai yang diberikan sesuai dengan kenyataan hasil belajar siswa tersebut.
Transparan  : Contoh : pada tahun ajaran baru, guru menerangkan tentang kesepakatan pemberian nilai dengan bobot masing-masing aspek, misal, Partisipasi kehadiran diberi bobot 20%, Tugas individu dan kelompok 20%, Ujian tengah semester 25%, ujian akhir semester 35%. Sehingga disini terjadi keterbukaan penilaian antara murid dan guru.
Bermakna    : Contoh : bagi guru, hasil penilaian dapat bermakna untuk melihat seberapa besar keberhasilan metode pembelajaran yang digunakan, sebagai evaluasi untuk perbaikan kedepan, serta memberikan pengukuran prestasi belajar kepada siswa.
Menyeluruh  : Contoh : Dalam penilaian hasil akhir belajar, guru Seni Budaya mengumpulkan berbagai bukti aktivitas siswa dalam catatan sebelumnya, penilaian yang dikumpulkan mulai dari pengetahuan tentang seni budaya, keterampilan menari, menggambar, bermusik, kehadiran dalam KBM, dan penilaian sikap peserta didik, semua hal tersebut digabungkan menjadi satu dan menghasilkan nilai.
Akuntabel     : Contoh : guru bahasa mandarin dapat menjelaskan secara benar kepada pihak terkait, tentang proses penilaian, teknik penilaian, prosedur, dan hasil yang sesuai dengan kenyataan kemampuan hasil belajar peserta didiknya
8.1.7  Menjelaskan lingkup penilaian dalam pembelajaran
Hasil belajar peserta didik dapat diklasifikasi ke dalam tiga ranah (domain), yaitu: (1) domain kognitif (pengetahuan atau yang mencakup kecerdasan bahasa dan kecerdasan logika – matematika), (2) domain afektif (sikap dan nilai atau yang mencakup kecerdasan antarpribadi dan kecerdasan intrapribadi, dengan kata lain kecerdasan emosional), dan (3) domain psikomotor (keterampilan atau yang mencakup kecerdasan kinestetik, kecerdasan visual-spasial, dan kecerdasan musikal).
8.1.8  Menjelaskan ketuntasan belajar dalam pembelajaran
Pembelajaran tuntas (mastery learning) merupakan suatu pendekatan pembelajaran untuk memastikan bahwa semua siswa menguasai hasil pembelajaran yang diharapkan dalam suatu unit pembelajaran sebelum berpindah ke unit pembelajaran berikutnya.




























Perbandingan karakteristik pendekatan pembelajaran konvensional dan pembelajaran tuntas. Pembelajaran tuntas (mastery learning) dalam proses pembelajaran berbasis kompetensi dimaksudkan adalah pendekatan dalam pembelajaran yang mempersyaratkan peserta didik menguasai secara tuntas seluruh standar kompetensi maupun kompetensi dasar mata pelajaran tertentu. Dalam model yang paling sederhana, dikemukakan bahwa jika setiap peserta didik diberikan waktu sesuai dengan yang diperlukan untuk mencapai suatu tingkat penguasaan, dan jika dia menghabiskan waktu yang diperlukan, maka besar kemungkinan peserta didik akan mencapai tingkat penguasaan kompetensi. Tetapi jika peserta didik tidak diberi cukup waktu atau dia tidak dapat menggunakan waktu yang diperlukan secara penuh, maka tingkat penguasaan kompetensi peserta didik tersebut belum optimal



Bedah kisi-kisi yang lain :
3. Materi IPS





















Tidak ada komentar: